Pagi ini Kiki sudah bangun pagi untuk membangunkan sang pacar untuk, segera Kiki mengambil ponsel dan mengetik pesan untuk pacarnya yaitu Adit. “Hallo sayang, bangun dong, ini kan sudah pagi.” Pesan singkat untuk Adit. “iya sayang aku sudah bangun, aku baru mau berangkat antar bos ke kantor.” Balasan pesan dari Adit. “Ok sayang jangan lupa sarapan pagi ya, semangat kerjanya ya sayang.” Balasan pesan Kiki.
Kiki Amelia namanya, Kiki masih kuliah semester tiga di Bina Sarana Informatika yang letaknya berada di Bumi Serpong Damai. Kiki sudah mempunyai pacar yang bernama Adit, Kiki pun sudah menjalani hubungan bersamanya selama empat tahun. Mereka sudah saling mengetahui kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Pacar Kiki yaitu Adit bekerja sebagai supir pribadi di Perumahan Pondok Indah, dia tinggal di rumah Bos tempat ia bekerja. Saat itu Kiki hanya bisa bertemu Adit dihari minggu saja, karena hari itulah Adit dapat libur dari pekerjaannya dan meluangkan waktu untuk Kiki. Mereka pun sangat mengerti kesibukan yang dilakukannya. Karena itulah hubungan mereka selalu baik-baik saja.
Siang ini matahari memberikan sinar yang begitu panas. Adit sudah selesai menyelesaikan tugasnya mengantar Bos, lalu Adit pun keluar untuk mencari warung yang tidak jauh dari kantor Bosnya itu. sesampainya di warung, Adit mengambil sebotol minuman teh dingin. Kemudian Adit duduk dan menikmati minuman yang dia ambil. Ternyata di warung itu sangat ramai anak-anak muda yang sebaya dengan Adit. Ternyata mereka memang sering berkumpul sekedar untuk bercengkrama dengan teman-temannya.
Suasana warung ini pun semakin ramai, tiba-tiba ada seorang wanita lewat untuk membeli sesuatu. Tak tahu kenapa Adit pun memperhatikan wanita itu, ketika Adit sedang melihat ke arah wanita itu, ada seorang lelaki yang ingin berbuat kurang ajar terhadap wanita itu. wanita itupun menampar laki-laki itu. Adit pun tidak suka dengan perlakuan laki-laki itu terhadap wanita itu, tanpa pikir panjang Adit pun menghampiri laki-laki itu dan memberinya pelajaran. Adit merasa kesal dengan tingkah laku laki-laki itu, lalu Adit menonjoknya dan memukul laki-laki itu hingga terluka sampai berceceran darah. Laki-laki itu pun merasa tidak senang, tanpa pikir panjang, laki-laki itu memberi pukulan juga untuk Adit, Adit pun terluka di bagian pelipis matanya.
Kemudian laki-laki itu menyuruh temannya untuk mengkroyok Adit. Melihat Adit ingin dikeroyok oleh teman-teman lelaki itu, wanita itupun tiba-tiba langsung memeluk Adit. Mungkin wanita itu tidak ingin Adit babak belur karena lelaki itu. “Hai Den, Kamu jangan sampai melukai dia. Karena dia tidak salah.” Kata wanita itu dengan nada marah-marah. “Kamu berani ya, gentak-gentak aku. Aku adukan kamu sama kakakku, biar kamu dipecat.” Jawab lelaki itu mengancam. “Aku tidak takut, kamu adukan saja. Toh ini semua salah kamu, kamu yang mau berbuat kurang ajar sama aku.” Ujar wanita itu. “Oh, kamu nantangin aku ya. Ok, aku akan adukan kamu!” Ancaman kembali lelaki itu. Wanita itu pun lalu pergi sambil menarik tangan Adit dan membawa Adit ke taman dekat kantor Bosnya Adit.
“Maaf ya, gara-gara masalah aku tadi kamu jadi terluka.” Ujar wanita itu sambil membersihkan luka Adit. “Iya, engga apa-apa kok. Aku memang tidak suka melihat wanita diperlakukan kurang ajar, makanya aku langsung memberi dia pelajaran.” Jawab Adit sambil meringis kesakitan. “Oh ya, kita belum kenalan. Nama aku Ayu, kamu siapa ?” Ucap Wanita itu sambil mengulurkan tangannya ke Adit. “Oh, kamu Ayu. Aku Adit.” Jawab Adit dan menggapai tangan Ayu.
Mereka pun terlibat percakapan panjang dan bertukar nomor ponsel. “Aku boleh tanya sama kamu?” Tanya Adit. “Kamu mau tanya apa Dit ?” Ucap Ayu. “Apa kamu kenal sama laki-laki yang ingin kurang ajar terhadap kamu tadi Yu ?” Tanya Adit penasaran. “Oh itu, iya Dit aku sangat kenal. Dia Deni, adik Bosnya aku.” Jawab Ayu. “Jadi dia adik Bosnya kamu, tapi kok dia bisa bersikap seperti itu ?” Tanya Adit. “Dia memang suka gitu Dit, aku saja sudah tidak betah sebenarnya. Tetapi aku butuh pekerjaan ini, untuk membantu Ibuku di kampung Dit.” Jawab Ayu sedih. “Memangnya kamu kerja sebagai apa ?” Tanya Adit. “Aku bekerja sebagai pengasuh anak Bos aku Dit.” Jawab Ayu.
Saat mereka sedang berbincang-bincang, tiba-tiba ponsel Adit berdering. Ternyata ada telepon dari Kiki, Adit pun langsung mengangkat telepon itu. “Hallo A, kamu sudah makan ?” Tanya Kiki lewat ponsel. “Iya De, aku sudah makan. Teleponnya nanti lagi ya, aku sedang ngobrol sama teman.” Jawab Adit. Mengetahui itu Kiki pun memakluminya dan langsung memutuskan teleponnya.
“Siapa Dit yang telepon kamu ?” Tanya Ayu. “Oh, itu pacar aku Yu.” Jawab Adit. “Oh, Kamu sudah punya pacar Dit ?” Tanya Ayu. “Iya Yu, ya sudah. Makasih ya Yu, kamu sudah mengobati lukaku. Senang sekali aku bisa berkenalan dengan kamu.” Ucap Adit. “Iya Dit, seharusnya aku yang berterima kasih. Karena kamu sudah mau menolong aku.” Ucap Ayu. “Ok Yu, sama-sama kalau begitu. Oh iya aku harus balik ke kantor, karena aku mau mengantar Bos aku.” Ucap Adit. “Iya Dit, Aku juga harus kembali ke rumah. Pasti Bos aku juga sudah menunggu aku.”Kata Ayu. “Ok, kapan-kapan kita bertemu lagi ya.” Ucap Adit. “Ok dit.”Kata Ayu sambil berjalan kembali pulang. Mereka pun berpisah dan menuju tempat yang mereka tuju. Ayu kembali kerumah majikannya dan Adit pun kembali ke kantor Bosnya. Pak Yosi adalah nama bos Adit.
Sesampainya Ayu di rumah majikannya, ternyata majikannya sudah menunggu Ayu di ruang tamu bersama Deni. Hal yang tak Ayu duga, ternyata Deni memberitahukan kepada kakaknya bahwa Ayu mencari masalah terhadap Deni. “Ayu, kesini kamu !” Panggil majikan Ayu. “Iya Pak, ada apa ?” Tanya Ayu. “Kamu sudah mencari masalah apa sama adik saya, sampai ia terluka seperti itu ?” Tanya majikan Ayu. “Saya engga berbuat apa-apa pak, Adik Bapak saja yang mau berbuat kurang ajar terhadap saya.” Kata Ayu membela diri. “Ah, bohong itu kak, Ayu sama cowok yang sok jadi pahlawan itu yang membuat aku seperti ini.” Kata Deni yang berbohong. “Sudah-sudah, Ayu kamu sudah membuat adik saya seperti itu, hari ini terakhir kamu kerja di sini.” Kata majikan Ayu. “Hah, maksud Bapak saya dipecat ?” Tanya Ayu kaget. “Hahahaa, mampus loh. Makanya jangan macam-macam sama aku.” Kata Deni dalam hati.
Mendengar perkataan dari majikan Ayu, Ayu pun sangat sedih. Padahal bukan kesalahan ia, melainkan Deni. Deni sangat licik, ia bisa memutar balikan fakta. Ayu pun langsung bergegas ke kamar dan merapikan baju-bajunya. Ayu bingung harus kemana, sedangkan Ayu tidak tahu alamat saudaranya yang di Jakarta. Ayu pun keluar dari rumah majikannya dan pergi entah kemana.
Sore ini Adit menjemput Bosnya untuk pulang ke rumah, Adit sudah sangat dekat dengan Bosnya. Sampai-sampai Adit sudah dianggap seperti keluarga bosnya. Dalam perjalanan pulang Adit menceritakan kepada Bosnya tentang kejadian tadi. Bosnya pun sangat bangga terhadap Adit, karena Adit sangat perduli terhadap wanita yang ingin diperlakukan tidak wajar. Tidak terasa dalam percakapan yang singkat itu, Adit sudah sampai di rumah bosnya. Lalu Adit pun membuka pintu mobil untuk bosnya. “Makasih ya Dit. Kamu habis ini jangan lupa makan.” Kata Bos Adit. “Iya Pak.” Jawab Adit. Setelah itu Adit lalu bergegas kekamarnya untuk mandi dan ganti pakaian, selesai itu Adit pun kembali kekamarnya dan merebakan badannya ditempat tidur.
Sore ini pun Deni menuju kantor Polisi, Deni ingin melaporkan Adit dengan alasan penganiayaan terhadap Deni. Laporan Deni pun diproses oleh pihak polisi. Ternyata dari sejak masalah tadi siang Deni telah mengikuti Adit hingga sampai ke rumah Bosnya. Sehingga Deni mengetahui tempat yang Adit tinggali. Sampai Proses laporan itu diproses Deni bersama Polisi pun pergi untuk ke rumah Adit.
“Tinong..tinong..” Bunyi bell rumah majikan Adit berbunyi. Lalu pak Yos pun membuka pintu, ternyata yang datang adalah Polisi bersama Deni adik Bosnya Ayu. Mereka datang untuk menangkap Adit yang sudah membuat Deni terluka. Dengan laporan penganiayaan, pak Yos pun kaget mendengarnya. Tetapi pak Yos sudah tahu kejadian yang sebenarnya, lalu pak Yos pun tidak percaya dengan tuduhan ini. tetapi Polisi itu tetap ingin bertemu Adit. Pak Yos memberitahukan kepada polisi itu, bahwa Adit belum pulang, padahal Adit sedang tidur dikamarnya. Dalam percakapan panjang pak Yos dan Polisi pun berakhir, untungnya Polisi itu percaya bahwa Adit tidak berada di rumah.
Setelah polisi sudah pergi, pak Yos pun menghampiri Adit. “Dit..Adit..” Panggil pak Yos. “Iya Pak.” Jawab Adit sambil membuka pintu kamarnya. “Ada apa Pak ?” Tanya Adit. “Tadi ada polisi datang kesini cari kamu dengan tuduhan kamu sudah menganiaya yang bernama Deni, itu loh yang tadi kamu ceritakan ke saya.” Kata Pak Yos. “Hah, Deni melaporkan saya ke polisi Pak! Kok permasalahannya jadi panjang ya pak.” Kata Adit heran. “Iya sudah kalau begitu, saya yang akan urus masalah kamu ini. Sekarang kamu pulang kerumahmu saja, saya memberikan kamu cuti selama seminggu. Untuk menghindar dari masalah ini, kamu tidak usah khawatir. Semua masalah ini akan saya selesaikan dengan memberikan jaminan untuk polisi.” Kata Pak Yos bijaksana. “Iya Pak, sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak. Karena Bapak sudah sangat baik sekali sama saya.” Ucap Adit. “Iya Dit, saya juga sudah menganggap kamu sebagai keluarga saya. Jadi kamu tidak usah sungkan-sungkan lagi sama saya. Ya sudah sekarang kamu cepat bergegas rapikan baju.” Kata pak Yos. “Iya Pak.” Ucap Adit sambil merapikan baju-bajunya.
Sehabis Adit merapikan baju, Adit pun pamit dengan Pak Yos. Setelah itu Adit pun pergi, saat dalam perjalanan pulang tiba-tiba ponsel Adit berdering, saat Adit melihat ponsel ternyata yang menelpon yaitu Ayu. Adit pun langsung mengangkat telepon Ayu. “Ada apa Yu ?” Tanya Adit. “Hai Dit, bisa kita ketemuan sekarang. Aku ingin bicara sama kamu.” Kata Ayu sambil menangis. “Ok, kita ketemu di taman tadi ya.” Kata Adit. “Iya Dit.” Ucap Ayu. Telepon pun terputus.
Adit pun sudah sampai di taman tempat mereka berkenalan tadi, tak lama Ayu pun datang. “Kamu ada apa Yu mengajak ketemuan ?” Tanya Adit. “Aku dipecat Dit dari pekerjaanku.” Jawab Ayu sedih. “Hah, beneran Yu ?” Tanya Adit. “Iya Dit, Deni memberitahukan masalah tadi sama bos aku, lalu bos aku memecat aku dengan alasan karena aku sudah membuat masalah sama Deni. Aku juga mendengar percakapan Deni dengan bos aku, sepertinya kamu akan dilaporkan ke kantor polisi.” Ucap Ayu sedih. “Iya Yu, tadi juga polisi datang ke rumah bos aku, dan mencari aku. Tetapi Bos menyuruh aku untuk cuti dan menghindar dari masalah ini, karena bos aku yang akan membereskan masalah ini dan memberikan jaminan kepada Polisi.” Ucap Adit. “Maafkan aku ya Dit, gara-gara aku, masalah ini jadi runyam. Ini gaji aku untuk kamu.” Kata Ayu. “Engga apa-apa Yu, aku ikhlas ko menolong kamu. Untuk apa kamu memberikan gaji kamu untuk aku ?” Tanya Adit. “Untuk membantu memberikan jaminan.” Kata Ayu. “Ya ampun Yu, engga perlu. Sebaiknya uang itu kamu simpan untuk kamu. Oh iya, kamu tinggal dimana sekarang Yu ?” Tanya Adit. “Aku juga engga tahu Dit mau kemana, Aku juga engga tahu alamat saudara aku yang di sini.” Kata Ayu.
Melihat Ayu yang sedang bingung, Adit pun merasa kasihan dengannya. Lalu adit pun mengajak Ayu tinggal di rumah Adit untuk sementara. Sesampainya di rumah Adit pun memberitahukan kepada orang tuanya tentang masalah yang ia hadapi. Untung lah ibunya Adit mengerti dan mengizinkan Ayu untuk tinggal sementara dirumahnya. Ayu pun dipersilahkan untuk istirahat di kamar adiknya Adit yaitu Anggun. “Gun, tolong ajak Ayu istirahat di kamar kamu.” Kata Adit. “Iya kak.” Ucap Anggun.
Setelah menyuruh Anggun mengajak Ayu, Adit pun menuju ke kamarnya. Ia ingat Kiki, lalu Adit pun mengirim pesan untuk Kiki. “Ki, Aa pulang ke rumah, karena Aa ada masalah. Terserah kamu mau ke rumah atau engga.” Pesan untuk Kiki. Tetapi Kiki saat itu sudah tidur.
Pagi ini Kiki bangun lebih awal dari biasanya. Kiki senang hari ini ia dapat bersantai-santai, karena hari ini ia libur kuliah. Kiki pun langsung mengambil ponselnya, ternyata diponsel Kiki sudah ada pesan dari Adit. Kiki pun langsung membacanya, entah mengapa Kiki merasakan ada yang aneh dari pesan Adit. Kiki pun langsung bergegas merapikan rumahnya sebelum pergi ke rumah Adit, setelah merapikan rumah, Kiki mandi dan bersiap-siap untuk kerumah Adit.
Pukul 12.15 Kiki sudah berada di rumah Adit, Kiki pun dipersilahkan masuk oleh ibunya Adit. Kiki pun melihat seorang wanita yang sedang sholat di kamar Anggun. Dengan penasaran pun Kiki menanyakan wanita itu kepada ibunya Adit. “Bu, itu siapa yang ada di kamar Anggun ?” Tanya Kiki. “Katanya teman kerja Adit.” Jawab Ibunya Adit. Setelah menanyakan itu Kiki pun menghampiri Adit yang sedang duduk di luar. “A, itu siapa yang ada di kamar Anggun ?” Tanya Kiki penasaran. “Itu wanita yang Aa tolongin kemarin.” Jawab Adit singkat. “Kok bisa ada dirumah ini ?” Tanya Kiki kembali. “Aa sudah bilang kemarin, Aa ada masalah....” jawab Adit dan menceritakan maslah kemarin yang sedang Adit hadapi.
Tak lama kemudian ketika Adit menceritakan masalahnya kepada Kiki, Ayah Adit pulang membawa makanan. Dan menyuruh Kiki membawakan makanan untuk Ayu. Kiki pun mengambil makanan itu dan menghampiri Ayu, disitulah mereka berkenalan. “Kamu siapa namanya ?” Tanya Kiki. “Aku Ayu, kamu sendiri pacarnya Adit ya ?” Ucap Ayu. Mereka pun berbincang-bincang. Beberapa lama ketika Kiki sedang berbincang-bincang, tiba-tiba ada pesan diponsel Kiki, ternyata itu pesan dari Adit. Adit tidak suka Kiki selalu bertanya-tanya kepada Ayu, mungkin Adit mengira Kiki menanyakan hal yang tidak pantas. Padahal Kiki hanya ingin mengajak Ayu berbicara.
Kiki pun terdiam sejenak. “Mengapa sikap Adit jadi berubah saat ada wanita itu.” Ucap Kiki dalam hati. Saat Kiki sedang termenung, Adit pergi bersama Ayu. “Mau kemana A ?” Tanya Kiki. “Aku mau cari kontrakkan untuK Ayu.” Jawab Adit sinis dan langsung pergi bersama Ayu meninggalkan Kiki. Melihat itu tiba-tiba air mata Kiki terjatuh, Kiki sangat sedih, mengapa Adit seperti itu. Melihat Kiki sedang menangis Anggun menghampiri Kiki. Kiki pun meneritakan kepada Anggun tentang apa yang terjadi. Anggun hanya bisa menenangkan hati Kiki yang sedang kalut.
Sudah pukul 15.20, Adit pun pulang. Tetapi ia pulang sendiri tanpa Ayu, ternyata Ayu menginap di rumah temannya Adit. Tiba-tiba Adit memanggil Kiki, sepertinya Adit ingin bicara penting kepada Kiki. Hal yang sangat membuat Kiki terkejut, Adit meminta cincin darinya untuk dijual. Dan uang itu untuk membantu Ayu pulang ke kampungnya, Kiki pun merasa sedih, sampai segitunya sekali Adit kasihan terhadap Ayu. “Apakah ini sikap kasihan atau sikap perhatian ?” Tanya Kiki sedih dalam hati. Adit pun meminta maaf kepada Kiki, karena sudah meminta cincin yang diberikan Adit. Akhirnya Kiki pun merelakan cincinnya, untuk dijual. Kiki pun sangat sedih sekali, melihat Adit yang sangat perhatian kepada Ayu. Sampai-sampai Adit rela menjual cincin mereka berdua, hanya untuk wanita yang baru Adit kenal.
Malam ini Adit berpamitan kepada Kiki, karena Adit ingin mengantarkan Ayu pulang kampung sampai terminal saja. Dengan berat hati, Kiki pun mengizinkan Adit mengantar Ayu. Tetapi lama kemudian, tiba-tiba Adit mengirim pesan kepada Kiki dan memberitahukan bahwa Adit tidak tega melihat Ayu pulang sendiri. Ternyata Adit mengantarkan Ayu sampai rumah Ayu yaitu di Cilacap. Mengetahui itu Kiki sangat kecewa campur sedih, tapi itu semua sudah terlambat Adit sudah berada di Cilacap.
Pagi ini Adit dalam perjalanan pulang ke Jakarta. Adit pun sudah memberitahukan kepada Kiki, bahwa ia tak lama lagi akan sampai di rumah. Kiki pun langsung pergi ke rumah Adit. Sesampainya Adit di rumah, ternyata sudah ada Kiki yang menunggu Adit. Adit pun beristirahat sejenak di ruang tamu, Kiki pun menghampiri Adit yang terlihat bersedih. Kiki pun menanyakan kepada Adit, ternyata adit bingung dengan perasaannya sendiri terhadap Ayu. Kiki pun merasakan hal yang aneh, apakah Adit menjadi suka kepada Ayu ?
Ternyata benar sekali, perasaan Adit yang awalnya hanya kasihan berubah menjadi rasa sayang. Kiki pun menanyakan sesuatu. “Apakah benar Aa menyukai Ayu ? Jika itu benar Aa harus memilih diantara aku dan Ayu.” Ucap Kiki sedih. Adit pun terdiam, saat Kiki bertanya seperti itu.
Tiba-tiba tanpa sepengetahuan Adit, Kiki berinisiatif untuk menelpon Ayu dan menceritakan Adit yang sedang bersedih. Tak lama Kiki mengloudspeakerkan teleponnya, Adit terkejut mendengar suara telepon yang memanggil namanya. Ternyata suara itu adalah Ayu, Mereka bertiga terlibat pembicaraan yang serius. Tiba-tiba Ayu berbicara. “A, Kiki udah menceritakan semuanya. Bahwa Aa mempunyai perasaan sama Ayu. Ayu pun juga mempunyai perasaan yang sama, tapi bagaimana pun Aa sudah menjadi miliknya Kiki dan Ayu pun harus merelakannya. Karena Ayu engga mau menjadi perusak dalam hubungan Aa sama Kiki, mungkin perasaan Aa sekarang hanya sesaat saja. Karena Aa sudah menolong Ayu dan perasaan itu hanya sekedar kasihan.” Kata Ayu berbicara lewat telepon. Adit dan Kiki menangis mendengar Ayu berbicara seperti itu. “Kamu sangat bijaksana Yu, mungkin benar perkataanmu. Perasaan yang timbul ini hanya sesaat saja.” Ucap Adit. “Ayu merelakan perasaan ini, demi kebahagiaan Aa dan Kiki, mungkin cukup sampai disini perkenalan kita. Ayu bahagia pernah kenal dengan Aa.” Ucap Ayu sambil memutuskan teleponnya.
Akhirnya Adit pun merelakan perasaannya juga terhadap Ayu, karena mengingat sudah begitu lama hubungan Adit dengan Kiki. Adit pun tersadar bahwa ini hanya perasaan sesaat saja. Adit meminta maaf kepada Kiki, karena selama ini sudah membuat sakit hati dan sedih. Kiki pun memaafkan Adit, Kemudian Adit pun membelikan kembali sepasang cincin untuk Kiki.