Pagi yang cerah, ketika aku pertama masuk gerbang kampus dengan mengendarai sepeda motor metik berwarna biru. Tertegun heran saat melihat antrian panjang untuk mengambil kartu parkir. Hmm.. seperti antri membeli tiket saja yang harus berbaris panjang untuk dapat masuk ke bioskop. Barisan aku cukup jauh kurang lebih lima belas meter dari dua orang yang memberikan kartu parkir dan ia memakai seragam yang sama, bisa dibilang ia satpam ditempat saya kuliah.
Merasa risih saat Orang yang antri dibelakang aku selalu membunyikan klakson, seperti ingin menyerobot dan tidak sabar untuk antri bergantian. Aku menoleh ke belakang dan ingin tahu siapa orang itu. Selintas melihatnya dengan sepeda motor ninja berwarna biru dan memakai helm yang berkaca hitam. Aku diam sejenak memperhatikan orang itu dengan jaket yang tebal dan celananya agak dibuatnya ketat, seperti celana yang dikenakan salah satu grup band yang katanya si celana itu disebut celana pensil. Entah lah, tapi disisi lain agak sedikit mengerikan saat melihat ada gambar tengkorak didepan jaketnya tersebut. Seperti preman saja, sungguh mengerikan.
Antrian panjang itu pun sudah mulai sedikit, aku pun sudah mendapat kartu parkir. Dan segera untuk mencari tempat parkir motor, terkejut sekali ternyata banyak motor yang berbaris tersusun rapi. Tanpa sadar ternyata ramai sekali disekeliling kampus, saat mahasiswa lalu lalang disetiap area dan di gedung kampus. Tampak dari luar lantai 4, 5 dan 6 ada beberapa mahasiswa yang memperhatikan setiap mahasiswa yang mengendarai motor, terdengar samar-samar dikuping aku ada suara siul dari arah yang tak jauh dari tempat parkir motor kira-kira sepuluh meter. Ternyata mereka segerombolan mahasiswa yang sedang asyik nongkrong di tangga dan menggoda cewek-cewek yang lewat disekitar mereka. Entah lah apa maksud mereka seperti itu, tak aku perdulikan.
Aku berjalan menuju gedung Auditorium, dan tak aku sangka baru aku melihat depan gedung ternyata harus mngantri lagi untuk masuk lift. Hal yang paling sangat menyebalkan, dan tidak mungkin aku harus naik tangga. Aku saja menuju lantai 6, buat aku sangat begitu melelahkan jika harus menaiki tangga. Makin lama mahasiswa berdatangan suasana pun semakin ramai, sedangkan hanya ada tiga lift. Aku langsung menarik nafas, seakan-akan sedikit kesal dan malas harus menunggu lama.
Cukup lama aku menunggu lift dan akhirnya Lift sebelah kanan terbuka, aku dan mahasiswa lainnya langsung menyerbu dan berdesak-desakan untuk dapat masuk lift itu. Aku pun akhirnya dapat masuk, tetapi di dalam lift terasa begitu sempit dan sumpek. Sangat berdesakan sekali, aku merasa asing di dalam lift ketika ada salah satu orang yang mungkin buat aku merasa terganggu. Dengan badan yang lumayan gemuk, wanita itu sangat ribet sekali dengan tasnya yang cukup besar, entah pa yang berada di dalam tasnya. Di tangan kirinya ia memegang buku, kira-kira 3cm tebal buku itu. Sedangkan, di tangan kanannya sedang asik menekan tombol-tombol hp, seperti sedang ketik pesan untuk seseorang. Dan yang anehnya lagi di dalam lift sudut pojok sebelah kiri, seorang cowok yang berpakain kemeja dan jeans begitu tampak kumel dengan rambut yang seperti sarang burung. Orang itu bersandar di dinding lift dan memejamkan mata, seakan-akan masih merasakan ngantuk yang melandanya. Dan kepalnya selalu mirng arah kiri dan kanan. Suasana dalam lift membuat aku ingin tertawa, dengan apa yang dilakukan mahasiswa. Ada yang asik berbincang-bincang dengan temannya, yang berada disudut pojok sebelah kanan asik dengan hpnya yang dipegangnya dan ditempelkan ke kupingnya. Seperti sedang menelfon, dan ada juga sedang asik membaca buku novel yang seingat aku novel itu pernah aku baca sebelumnya. Aku sendiri merasa heran dan bingung berada di tengah-tengah mereka, berbagai aktivitas yang ia lakukan di dalam lift. Tetapi aku hanya bisa tersenyum kecil.
Satu persatu mahasiswa di dalam lift keluar menuju lantai yang ia tuju. Sedangkan aku orang terakhir di dalam lift untuk menuju lantai 6. Akhirnya aku melangkah keluar lift dan menuju kelas aku, untuk sampai ke kelas aku melewati dua ruang kelas. Sepertinya kelas mereka sudah mulai belajar, dengan dosen yang sedang berdiri di hadapan mahasiswa. Ya, seperti menjelaskan materi yang di bawakan dosen itu.
Sampai depan kelas tampak begitu gelap kelas 630. Aku membuka pintu ternyata benar, teman-teman aku belum ada yang datang. Langsung aku nyalakan lampu, dan aku duduk paling depan. Dengan bangku yang masih tersusun rapi, tidak lama aku merasakan sangat dingin sekali kelas ini. Tampak Acnya menyala dengan suhu yang paling dingin. Seketika itu pula aku membiarkan dingin ini, lalu aku mengambil buku untuk membaca. Sampai menunggu dosen dan teman-teman datang.
0 komentar:
Posting Komentar